Pada hari pertama, tepatnya hari senin (ya jelas), Penulis datang ke sebuah departemen dalam supply chain (rahasia apaa). Hari pertama, kedatanganku ternyata tidak begitu diharapkan.
Jadi si ibu-ibu yang menyambut kami komplain "kenapa HO (head office) pusat gak pernah ngomong sih kalo ada anak baru kaya intern gini, minggu lalu juga gini".
Sehingga, kami ditempatkan di sebuah meja bundar sakral (dimana semua anak baru, baik ULIP maupun UFLP selalu ditempatkan disana di awal hari Lols).
Lalu, kami menunggu cukup lama (FYI jadi ada 2 anak intern yang bareng aku pas interview dulu juga mulai di hari yang sama. Sebut saja si A dan si B). Karna si A kantornya di lantai 1 dan kami berdua di lantai 3, berakhirlah aku dan si B hanya ngrumpi ceria ampe akirnya managerku tiba.
Ternyata disini jam kerjanya fleksibel parah. Makanya dateng setengah 9 udah kaya kepagian. Managernya ternyata user yang pernah wawancara dulu. Kita ngobrol sedikit dan aku mulai dikasi mentor (2 orang, karna 1 nya mau segera resign). Lalu dikasih tau kira-kira akan ngapain.
Awal-awal dikasi tau buta banget. Dan mrasa mereka kaya ngomong bahasa mandarin atau bahasa planet apapun. Makanya minggu pertama feels like hell #alay (hell karena jalan kaki yang cukup jauh dari kosan ke tempat kerja sih sbenernya). Jadi kalo kita pake prinsip pareto, ini 20:80. Jalan kaki cuma 20% dari total waktu kerja, tapi capenya ampe 80% keseluruhan :D and disini tidurku gila banget. Bisa nyampe 10-12 jam dalam 1 hari. Ditambah lagi karena bulan puasa, kami disarankan pulang jam 4. But, as you know karena jam kerja disini fleksibel dan gak ada duit lembur, jadi yang penting kerjaan kelar (good or not? depends. Kalo kerjaan lagi banyak, harus nyelesein tanpa upah lembur dong. Tapi kalo kerjaan pas dikit, bisa cus pulang cepet).
Anw, lanjut tentang hari pertama, penulis diperkenalkan pada rekan-rekan divisi dan ketemu anak-anak divisi lain juga. Divisiku bisa dikatakan didominasi "jamal warna kuning" squad. Mereka muda-muda anw (ga nyampe 30 umurnya rata-rata). Jadi ini cocok dijadikan tempat kerja untuk anak muda gaul yang masih mau nongkrong tiap pulang kerja + mau mikir dan kerjaan engga chimpi + mau kerja dengan effort lebih (karena literally supply chain ini mikir loh kerjaannya) + mau duit OK (berdasarkan gosip-gosip yang didapatkan, gaji disini udah OK banget kalo compare ke FMCG lain).
Awal-awal disini penulis merasa canggung. Sangat. Namun ketika penulis berkumpul dengan anak-anak intern lain saat makan, penulis menyadari bahwa penulis termasuk beradaptasi dengan cepat (karena informasi dan gosip-gosip terkini yang didapatkan paling OK). Bukan literally gosip tentang orang (itu sih dikit aja), tapi informasi soal company (yang menurut penulis agak cetek), ternyata buat orang lain itu baru. Emang penulis anaknya cukup update.
Hari pertama diisi dengan disuruh pulang karena mereka kasian melihat kegabutanku. Dan hari kedua diisi dengan : pembuatan ID CARD. Yeay! ID Card gak akan diupload karena ada wajah penulis disana :(
Kemudian hari-hari berikutnya diisi dengan tugas-tugas, dimana penulis menyadari kecetekan kompetensi baik dari knowledge maupun pengolahan data selama kuliah. Dalam hati selalu komplain "selama ini kuliah aku ngapain aja sih".
Kecepatan orang-orang disini mengolah data, dan bahkan menganalisisnya sungguh mengagumkan. Dan bagaimana mereka berpikir untuk gini dan gitu. Hanya nganggut-nganggut unik ketika melihat betapa berisi otak mereka dan betapa kepakenya kompetensi dalam sebuah kehidupan real kerja. Siapa bilang kita gak butuh kompetensi pas kerja? Nonsense!
Anw, penulis juga selalu menghabiskan waktu istirahat dengan lunch (sori gak puasa) + muter-muter kantor yeay! Karena buat penulis, ngapain jauh-jauh kesini kalo cuma kerja aja......
Kemudian penulis menjalani hari-hari dengan pulang jam 4, dimana intern lain pulang jam 6. Hingga di hari ke-5 saat makan siang, penulis mendapat title "intern tergabut karena pulang paling cepet dan dateng paling siang"
(FYI, namun begitu di divisi penulis, penulis adalah yang paling pertama datang. Selalu. LOls).
Sehingga, emang divisi penulis kebetulan tipenya sama dengan penulis > yang penting kerjaan beres, gak perlu kerja lama-lama. The most important thing is quality, not quantity << our motto.
Kemudian hari ke-5 penulis tidak sengaja curhat pada manajer mengenai title gabut ini. Sehingga sejak saat itu, entah harus disyukuri atau tidak, kerjaan penulis bertambah. Penulis kadang ingin menarik kata-kata curhatan yang telah diungkapkan, namun mungkin ini juga sign baik untuk belajar lebih banyak. Walau yang kukerjakan ini something difficult buatku, namun this is a challenge right.
Sometimes, we don't always need to love it, we just need to do it well.
Jadi disinilah penulis, mengiyakan kerjaan-kerjaan yang ada dengan kebingungan dalam hati nurani, tapi juga excited untuk melewati ini dan menoleh kebelakang lagi untuk mengambil insight-insight dari pengalaman ini.
Anw, keberanian penulis (atau ketidaktahuan diri penulis) memang sudah nampak di awal karir minggu pertama >> Bahkan sampai minggu ketiga intern, teman-teman penulis tidak mengetahui apakah mereka harus bekerja atau libur saat lebaran (mereka takut dan sungkan untuk bertanya, bahkan pada asisten manager. Apalagi ama managernya).
Tapi penulis di hari ketiga bahkan sudah mengetahui kapan penulis akan libur, karna penulis memang propose soal liburan pada sang manager.
Sebenarnya ada banyak kisah menarik, namun karena penulis sedang lupa, mungkin akan diupdate kelak di kemudian hari.
Intinya memasuki minggu kedua, penulis mulai nyaman disini (ditandai dengan mulai pulang jam 7an dan bisa nonton drama tiap pulang). Because what? Because kerjaan penulis mulai tergambar dengan jelas. Jelas engga ngerti gimana nyeleseinnya (semoga suatu hari nanti mulai jelas gimana caranya). Dan bahkan berakhir ngeblog seperti ini untuk melepas penat ketidakmengertiannya :):):)
Cerita part 2 dapat disaksikan di : Cerita Intern @ ULIP (Unilever) - Part 2
Jadi si ibu-ibu yang menyambut kami komplain "kenapa HO (head office) pusat gak pernah ngomong sih kalo ada anak baru kaya intern gini, minggu lalu juga gini".
Sehingga, kami ditempatkan di sebuah meja bundar sakral (dimana semua anak baru, baik ULIP maupun UFLP selalu ditempatkan disana di awal hari Lols).
Lalu, kami menunggu cukup lama (FYI jadi ada 2 anak intern yang bareng aku pas interview dulu juga mulai di hari yang sama. Sebut saja si A dan si B). Karna si A kantornya di lantai 1 dan kami berdua di lantai 3, berakhirlah aku dan si B hanya ngrumpi ceria ampe akirnya managerku tiba.
Ternyata disini jam kerjanya fleksibel parah. Makanya dateng setengah 9 udah kaya kepagian. Managernya ternyata user yang pernah wawancara dulu. Kita ngobrol sedikit dan aku mulai dikasi mentor (2 orang, karna 1 nya mau segera resign). Lalu dikasih tau kira-kira akan ngapain.
Awal-awal dikasi tau buta banget. Dan mrasa mereka kaya ngomong bahasa mandarin atau bahasa planet apapun. Makanya minggu pertama feels like hell #alay (hell karena jalan kaki yang cukup jauh dari kosan ke tempat kerja sih sbenernya). Jadi kalo kita pake prinsip pareto, ini 20:80. Jalan kaki cuma 20% dari total waktu kerja, tapi capenya ampe 80% keseluruhan :D and disini tidurku gila banget. Bisa nyampe 10-12 jam dalam 1 hari. Ditambah lagi karena bulan puasa, kami disarankan pulang jam 4. But, as you know karena jam kerja disini fleksibel dan gak ada duit lembur, jadi yang penting kerjaan kelar (good or not? depends. Kalo kerjaan lagi banyak, harus nyelesein tanpa upah lembur dong. Tapi kalo kerjaan pas dikit, bisa cus pulang cepet).
Anw, lanjut tentang hari pertama, penulis diperkenalkan pada rekan-rekan divisi dan ketemu anak-anak divisi lain juga. Divisiku bisa dikatakan didominasi "jamal warna kuning" squad. Mereka muda-muda anw (ga nyampe 30 umurnya rata-rata). Jadi ini cocok dijadikan tempat kerja untuk anak muda gaul yang masih mau nongkrong tiap pulang kerja + mau mikir dan kerjaan engga chimpi + mau kerja dengan effort lebih (karena literally supply chain ini mikir loh kerjaannya) + mau duit OK (berdasarkan gosip-gosip yang didapatkan, gaji disini udah OK banget kalo compare ke FMCG lain).
Awal-awal disini penulis merasa canggung. Sangat. Namun ketika penulis berkumpul dengan anak-anak intern lain saat makan, penulis menyadari bahwa penulis termasuk beradaptasi dengan cepat (karena informasi dan gosip-gosip terkini yang didapatkan paling OK). Bukan literally gosip tentang orang (itu sih dikit aja), tapi informasi soal company (yang menurut penulis agak cetek), ternyata buat orang lain itu baru. Emang penulis anaknya cukup update.
Hari pertama diisi dengan disuruh pulang karena mereka kasian melihat kegabutanku. Dan hari kedua diisi dengan : pembuatan ID CARD. Yeay! ID Card gak akan diupload karena ada wajah penulis disana :(
Kemudian hari-hari berikutnya diisi dengan tugas-tugas, dimana penulis menyadari kecetekan kompetensi baik dari knowledge maupun pengolahan data selama kuliah. Dalam hati selalu komplain "selama ini kuliah aku ngapain aja sih".
Kecepatan orang-orang disini mengolah data, dan bahkan menganalisisnya sungguh mengagumkan. Dan bagaimana mereka berpikir untuk gini dan gitu. Hanya nganggut-nganggut unik ketika melihat betapa berisi otak mereka dan betapa kepakenya kompetensi dalam sebuah kehidupan real kerja. Siapa bilang kita gak butuh kompetensi pas kerja? Nonsense!
Anw, penulis juga selalu menghabiskan waktu istirahat dengan lunch (sori gak puasa) + muter-muter kantor yeay! Karena buat penulis, ngapain jauh-jauh kesini kalo cuma kerja aja......
Kemudian penulis menjalani hari-hari dengan pulang jam 4, dimana intern lain pulang jam 6. Hingga di hari ke-5 saat makan siang, penulis mendapat title "intern tergabut karena pulang paling cepet dan dateng paling siang"
(FYI, namun begitu di divisi penulis, penulis adalah yang paling pertama datang. Selalu. LOls).
Sehingga, emang divisi penulis kebetulan tipenya sama dengan penulis > yang penting kerjaan beres, gak perlu kerja lama-lama. The most important thing is quality, not quantity << our motto.
Kemudian hari ke-5 penulis tidak sengaja curhat pada manajer mengenai title gabut ini. Sehingga sejak saat itu, entah harus disyukuri atau tidak, kerjaan penulis bertambah. Penulis kadang ingin menarik kata-kata curhatan yang telah diungkapkan, namun mungkin ini juga sign baik untuk belajar lebih banyak. Walau yang kukerjakan ini something difficult buatku, namun this is a challenge right.
Sometimes, we don't always need to love it, we just need to do it well.
Jadi disinilah penulis, mengiyakan kerjaan-kerjaan yang ada dengan kebingungan dalam hati nurani, tapi juga excited untuk melewati ini dan menoleh kebelakang lagi untuk mengambil insight-insight dari pengalaman ini.
Anw, keberanian penulis (atau ketidaktahuan diri penulis) memang sudah nampak di awal karir minggu pertama >> Bahkan sampai minggu ketiga intern, teman-teman penulis tidak mengetahui apakah mereka harus bekerja atau libur saat lebaran (mereka takut dan sungkan untuk bertanya, bahkan pada asisten manager. Apalagi ama managernya).
Tapi penulis di hari ketiga bahkan sudah mengetahui kapan penulis akan libur, karna penulis memang propose soal liburan pada sang manager.
Sebenarnya ada banyak kisah menarik, namun karena penulis sedang lupa, mungkin akan diupdate kelak di kemudian hari.
Intinya memasuki minggu kedua, penulis mulai nyaman disini (ditandai dengan mulai pulang jam 7an dan bisa nonton drama tiap pulang). Because what? Because kerjaan penulis mulai tergambar dengan jelas. Jelas engga ngerti gimana nyeleseinnya (semoga suatu hari nanti mulai jelas gimana caranya). Dan bahkan berakhir ngeblog seperti ini untuk melepas penat ketidakmengertiannya :):):)
Cerita part 2 dapat disaksikan di : Cerita Intern @ ULIP (Unilever) - Part 2