Hai, jadi dikarenakan penulis sedang menunggu manager tempat internship yang tak kunjung datang, sehingga tulisan-tulisan ini pun dibuat.
Sesuai namanya, beasiswa ini dari PT. Astra International Tbk. Yoi banget kan! Kalian bisa searching di google untuk info lengkapnya. Syaratnya gak rempong. Cuma harus IPK 3.00 dan berkemauan keras mengikuti tahapan-tahapannya yang cukup tidak sedikit. Astra1st merupakan program scholarship + pengembangan diri. Dia ngasi 5 juta / semester selama 1 tahun. Dan kalo performa kalian bagus, sepertinya bisa di extend staun lagi.
[FORM ONLINE]
Proses seleksinya dimulai dengan mengisi form online (ini jaman penulis). Formnya gak aneh-aneh, cuma tentang data diri. Salah satu yang aneh dalam tahap ini adalah adanya kolom "cantumkan video anda". Mai to the Gat banget waktu liat. Karena penulis ini super gaptek dan itu jaman-jaman ujian + tubes yang badai punya. Lalu, berdasarkan pemikiran yang super cetek, penulis memutuskan "daftar aja siapa tau jodo", karena emang hobinya melakukan hal-hal non akademis.
Inget banget pas jaman bikin video, lagi ujian sesuatu besoknya (dimana ujian 1 nilainya kalo dikalkulasi udah di bawah ranah C, sehingga harapan terakhir ujian 2 adalah besoknya) dan malah bikin video. Seharian (dikarenakan kegaptekan penulis dan kebodohan >> shooting selama berjam-jam pake baju tidur >> ketika sadar, harus ulang shooting lagi pake baju yang lebih baik) penulis shooting video by myself. Caranya? Naroh HP di laptop (posisi berdiri), lalu selfie ngomong disana. Intinya kaya diminta crita suatu experience (lupa kontennya apa).
Hai, jadi dikarenakan penulis sedang menunggu manager tempat internship yang tak kunjung datang, sehingga tulisan-tulisan ini pun dibuat.
Sesuai namanya, beasiswa ini dari PT. Astra International Tbk. Yoi banget kan! Kalian bisa searching di google untuk info lengkapnya. Syaratnya gak rempong. Cuma harus IPK 3.00 dan berkemauan keras mengikuti tahapan-tahapannya yang cukup tidak sedikit. Astra1st merupakan program scholarship + pengembangan diri. Dia ngasi 5 juta / semester selama 1 tahun. Dan kalo performa kalian bagus, sepertinya bisa di extend staun lagi.
Proses seleksinya dimulai dengan mengisi form online (ini jaman penulis). Formnya gak aneh-aneh, cuma tentang data diri. Salah satu yang aneh dalam tahap ini adalah adanya kolom "cantumkan video anda". Mai to the Gat banget waktu liat. Karena penulis ini super gaptek dan itu jaman-jaman ujian + tubes yang badai punya. Lalu, berdasarkan pemikiran yang super cetek, penulis memutuskan "daftar aja siapa tau jodo", karena emang hobinya melakukan hal-hal non akademis.
Inget banget pas jaman bikin video, lagi ujian sesuatu besoknya (dimana ujian 1 nilainya kalo dikalkulasi udah di bawah ranah C, sehingga harapan terakhir ujian 2 adalah besoknya) dan malah bikin video. Seharian (dikarenakan kegaptekan penulis dan kebodohan >> shooting selama berjam-jam pake baju tidur >> ketika sadar, harus ulang shooting lagi pake baju yang lebih baik) penulis shooting video by myself. Caranya? Naroh HP di laptop (posisi berdiri), lalu selfie ngomong disana. Intinya kaya diminta crita suatu experience (lupa kontennya apa).
[PSIKOTES]
lalu, setelah beberapa minggu, dapetlah SMS "anda diundang tes ... dll". Hari tes pun tiba .... Penulis duduk dan mengerjakan psikotes. Literally ini lumayan mikir psikotesnya dan penulis banyak tidak selesainya Lols (as I told u, I'm not good at psikotest). Dan berakhirlah dengan ngaco karena gak selesai itu. Ketika mengerjakan, penulis menemukan bahwa daerah sekitar penulis cukup pandai, karena banyak yang selesai sebelum waktunya bahkan (dimana penulis tidak selesai + ngaco di saat-saat terakhir). Sebenarnya agak rancu, apakah mereka benar-benar bisa, atau mereka juga sama-sama tidak bisa namun lebih cepat dalam memutuskan mulai ngaco-nya.
Lalu, setelah tes berakhir, pulanglah penulis dan berakhir mengikuti sebuah rapat unit. Ketika sedang rapat, penulis yang anaknya super update (pasang notifikasi di twitternya Astra > jadi tiap doi ngetweet langsung dapet infonya), langsung dapet notif kalo udah ada nama yang lolos. Dalam hati "gils, cepet banget ga ada 24 jam udah ada hasil".
Lalu, disitu ternyata ada nomor penulis (dalam hati : nomorku tadi 45 atau 47 atau 37 yah?), karena ingatan penulis agak temporary sifatnya. Sehingga tidak cukup yakin. Setalah membuka brankas memori yang cukup pelik, akhirnya menemukan keyakinan bahwa itu nomorku. Kaget? Banget. Karena ternyata yang rata-rata bisa menjawab dengan cepat seperti cerita di atas, banyak yang gak lolos. Jadi apa tips psikotest? Banyak doa dan berserah pada yang di atas "kalo jodoh, gak akan kemana".
[WAWANCARA HRD]
Next? Wawancara HRD. Disini kita bakalan diulik tentang kegiatan dan dirimu (normal lah ya). Cukup lama sih. 45 menit kira-kira. Oya, kalo kalian diminta bawa CV, disinilah mungkin CV cukup berperan. Lalu pulanglah dengan damai dan nyasar (abaikan cerita ini). Beberapa hari berlalu dengan refresh-refresh email.
Sehingga akhirnya datanglah invitation email untuk final interview. Disini kita akan bertemu 1 petinggi Astra (lupa jabatan tepatnya apa). Tapi penulis sempat menghadapi insiden akibat menukar kota interview. Sehingga ketika penulis datang ke lokasi pada jam yang dijadwalkan, si Bapak bertanya "Anda siapa?". Ibarat kilat, mungkin udah kesambar-sambar #alay. Lalu, setelah menjelaskan duduk perkara, ternyata emang ada miskom. Dan penulis berakhir datang lagi keesokan harinya.
Datanglah esok harinya.. dan bertemu seorang teman lama yang juga lagi mau interview. Point dari pertemuan ini adalah penulis melihat CV-nya doi, dan dijilid RING. What? Dimana penulis hanya selembar kertas. Kembali ke interview >> interview kaya biasa, dan disini............ sante parah. Lebih sante dari wawancara HRD bahkan. Penulis lebih banyak mendengarkan daripada ditanya lols. Emang beda kalo udah kelas petinggi ya, bisa menilai orang tanpa banyak pembicaraan. Interview hanya berlangsung sebentar saja. Namun point interview itu yang cukup di highlight adalah "jumlah penerimanya kami kurangi 50% dari tahun lalu". Statement tersebut agak menurunkan confidence penulis, "apakah ini kalimat perpisahan?"...............
Hari demi hari berlalu, penulis pun refresh email tiap hari. Dan gak ada...... udah sebulan lewat waktu itu. Suatu hari ketika penulis pulang sehabis beli nasi kucing bersama ibunda di jalan dekat kompleks rumah, penulis menemukan ada panggilan telpon di HP. Dan buka email "selamat anda keterima". Oke, brati yang telepon dari Astra. Lalu selang 30menit, doi telepon lagi untuk : konfirmasi bahwa aku ketrima + dibilangin "jangan bilang siapa-siapa dulu ya".
Hari-hari pun berlalu dengan email-email Astra1st yang isinya tugas-tugas dari mereka. Mulai dari post kampanye ampe tugas individu dan kelompok.
Astra ini oke banget untuk nambah kenalan, dan ada program pelatihan individunya juga loh. Jadi, ini pas banget untuk yang mau dapat beasiswa, tapi juga mau develop diri lebih baik. + kalo gak salah inget, pas interview dibilang, "if you are chosen, kesempatan kamu kerja di Astra lebih gampang. Langsung pass beberapa tahap". Asik banget kan buat kalian yang tertarik kerja di Astra!
Pada jaman penulis, Astra1st cuma terima 40 orang. Karena lain dan suatu hal yang sudah penulis ceritakan di post lain, penulis tak bisa melanjutkan program ini lebih lanjut, dikarenakan tidak ingin serakah dan menyerahkannya pada yang mungkin juga sama-sama butuh. Tapi percayalah, decision tentang itu adalah salah satu yang tersulit dalam hidup penulis :)
Dan anw, penulis sangat-sangat mengapresiasi Astra1st ini (deep in my heart), karena ini pertama kalinya penulis diterima oleh program suatu company. Hehehehe.